Tahukah Anda, bahwa semakin banyak kita membaca atau mendapatkan pengetahuan baru, maka kita akan merasa semakin bodoh?
Tahukah Anda, bahwa kata-kata di atas tidak
masuk akal jika kita selalu melihat lewat kaca mata logika matematika?
Mari kita simak bahasan di atas dengan sebuah cerita sederhana di bawah
ini.
Tahukah Anda, jika di rumah Anda sudah memiliki
100 buah kelereng dan pada hari ini Anda menemukan di kebun 10 buah
kelereng, maka kelereng Anda menjadi bertambah banyak, yaitu berjumlah
110 buah? Namun pengetahuan tidak lantas selalu hanya bisa dihitung
secara matematik, karena kita juga tidak akan pernah bisa menghitung
berapa banyaknya pengetahuan yang telah kita dapatkan. Apalagi setelah
kita tahu bahwa “otak manusia mampu menangkap 20 juta informasi dalam 1
detik”. Tidak perlu dihitung berapa jumlah informasi yang kita peroleh
jika kita membaca selama 1 jam!
Tahukah Anda, bahwa dengan sedikit merenung,
lalu berpikir, serta menggunakan logika matematika (lho kok?), maka
kata-kata di atas menjadi benar. Nggak percaya?
Sekarang kita renungkan……. , lalu pikirkan…….,
dan sekarang kita analisis secara matematik. Tambah bingung? Mari kita
meneruskan cerita kelereng yang di atas! Setelah Anda mempunyai 110 buah
kelereng, besoknya Anda menemukan lagi 20 kelereng di laci lemari. Satu
minggu kemudian Anda mendapatkan hadiah Ulang Tahun berupa 100 buah
kelereng. Satu bulan berikutnya Anda membeli di warung sebanyak 200 buah
kelereng. Dua bulan, tiga bulan, enam bulan, dan satu tahun berikutnya,
jumlah ‘koleksi’ kelereng Anda telah mencapai 60.100 buah! Ini
merupakan jumlah yang fantastik untuk benda yang namanya kelereng. Anda
tentu sangat bangga dengan jumlah tersebut, karena Anda pasti mengira
tidak ada satupun warung yang memiliki stock kelereng sebanyak itu.
Tahukah Anda, bahwa orang yang memiliki
kelereng bukan cuma Anda? Sepupu, teman, tetangga, adik (kalau Anda
punya adik tentunya), orang lain yang tidak Anda kenal, bahkan beberapa
warung di sekitar rumah Anda mungkin juga memiliki sejumlah kelereng
yang kuantitasnya entah berapa Anda tidak tahu persis. Dengan membuat
analogi, Anda harusnya mulai merenung dan berpikir serta menganalisis
secara matematik, tentang jumlah kelereng yang dimiliki orang-orang di
sekitar rumah Anda. Kalau dijumlahkan semua, maka banyaknya kelereng di
sekitar rumah Anda pasti lebih dari 60.100 buah. Sekarang saatnya Anda
merenung dan berpikir serta menganalisis secara matematik untuk
menghitung (kira-kira) jumlah kelereng yang ada di Dunia.
Tahukah Anda, bahwa ternyata jumlah kelereng di
dunia ini bisa dihitung dengan menggunakan analisis matematika secara
analogi berdasarkan rata-ratanya?
Seandainya di sebuah kelurahan jumlahnya
120.000 buah kelereng, di kecamatan jumlahnya 1.200.000 buah. Jika ada
10 kecamatan di sebuah kabupaten, maka jumlahnya 12.000.000 buah.
Seandainya di provinsi terdapat 10 kabupaten (untuk diketahui, di Jawa
Tengah ada 29 kabupaten dan di Papua Barat terdapat 8 kabupeten), maka
menjadi 120.000.000 buah. Dan kelereng di seluruh Indonesia yang
mempunyai 33 provinsi, jumlahnya ada 3.960.000.000 buah. Kalau cerita
ini nyata, Indonesia akan tercatat di Guinness World Records, sebagai
Negara Terbanyak dengan Jumlah Kelereng!
Tahukah Anda, bahwa perhitungan tersebut
ternyata belum final? Karena ada 204 Negara di dunia, maka jumlah
kelereng keseluruhannya adalah …. (tunggu dulu, sedang pakai kalkulator)
…. 807.840.000.000 (delapan ratus tujuh milyar delapan ratus empat
puluh juta) buah. Jumlah yang fantastik! Dan ‘sialnya’, pabrik kelereng
setiap hari selalu memproduksi dan memproduksi terus, terus, dan terus
lagi.
Tahukah Anda, bahwa 60.100 kelereng Anda yang
tadinya kelihatan sangat banyak, menjadi “tidak berarti” jika
dibandingkan dengan 807.840.000.000? Maka renungkan dan pikirkan!
Tahukah Anda, bahwa kelereng di atas hanyalah
sebuah cerita belaka? (nggak perlu ditanya juga pasti sudah tahu!).
Namun tidak untuk pengetahuan dan informasi. Pengetahuan dan informasi
laksana sebuah pabrik kelereng yang selalu muncul dan bertambah banyak
setiap tahunnya, setiap bulannya, setiap minggunya, setiap harinya,
setiap jamnya, setiap menitnya, bahkan setiap detiknya. Jika setiap hari
kita bisa mendapatkan pengetahuan dan informasi yang baru sebanyak 10,
maka alam ini tidak akan pernah kehabisan pengetahuan dan informasi.
Pengatahuan kita bagaikan setitik air di lautan pengetahuan yang begitu
luasnya.
Tahukah Anda, bahwa pengetahuan adalah pelbagai
gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan empiris?
Pengetahuan didapatkan dari membaca, pembelajaran, instruksi, pengalaman
tentang peristiwa-peristiwa tertentu yang telah kita kumpulkan dan kita
ingat? Semakin banyak pengetahuan dapat menambah wawasan kita dan
menimbulkan kesadaran yang akhirnya kita akan berperilaku sesuai dengan
pengetahuan yang kita miliki. Di era komputer sekarang ini, pengetahuan
dan informasi sangatlah mudah untuk didapatkan melalui teknologi
internet. Seharusnya dengan layanan ribuan web atau blog di internet,
kita seyogyanya menggali dan terus menggali pengetahuan dan informasi,
karena di dalamnya terdapat “emas yang berkilau” yang tiada ternilai
harganya.
Tahukah Anda, bahwa kata-kata “semakin banyak
kita membaca atau mendapatkan pengetahuan baru, maka kita akan merasa
semakin bodoh” adalah salah?
Jadi yang benar bagaimana? Coba kita tambahkan kata “seharusnya” di dalamnya.
“Semakin banyak kita membaca atau mendapatkan pengetahuan baru, maka seharusnya kita merasa semakin bodoh”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar